Website ini berisikan artikel terbaru tentang trend & issue Ilmu Keperawatan.

Jurnal Keperawatan terakreditasi Sinta 2


Jurnal Keperawatan terakreditasi Sinta 2



Penelusuran data ilmiah tentang keperawatan dapat dilakukan melalui jurnal. Jurnal telah dilakukan standardisasi melalui akreditasi. Jurnal Keperawatan terakreditasi Sinta 2 merupakan sarana untuk mencari bahan kajian ilmiah yang terakreditasi. Berikut adalah beberapa daftar Jurnal Keperawatan terakreditasi Sinta 2 :

jurnal keperawatan terakreditasi sinta 2





Jurnal Keperawatan Padjadjaran adalah jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Keperawatan di Universitas Padjadjaran. Jurnal Keperawatan Padjadjaran merupakan jurnal peer review. menyediakan fasilitas akses terbuka untuk artikel ilmiah yang diterbitkan oleh prinsip-prinsip yang memungkinkan penelitian gratis tersedia bagi publik untuk mendukung pertukaran ilmiah global. Jurnal Keperawatan Padjadjaran diterbitkan tiga kali setahun, khususnya pada bulan April, Agustus, dan Desember.

Jurnal Keperawatan Padjadjaran menerbitkan makalah di bawah Atribusi Creative Commons - Lisensi Internasional Non Komersial 4.0. Ruang lingkup jurnal adalah bidang keperawatan dan kesehatan. Jurnal Keperawatan Padjadjaran menyediakan akses terbuka ke publik untuk membaca abstrak dan makalah lengkap.

Artikel yang dikirim ke jurnal akan disaring oleh editor. Memutuskan apakah artikel akan dikirim ke pengulas atau tidak. Artikel akan dikirim untuk menjadi pengulas dan kembali ke penulis untuk direvisi. Proses ini memakan waktu sekitar tiga bulan. Para pengulas memiliki keahlian dalam bidang keperawatan dan kesehatan.

Jurnal Keperawatan Padjadjaran has been accredited by Directorate General of Higher Education, The Ministry of Research, Technology and Higher Education of Indonesia based on letter No. 1/E/KPT/2015 on October 24, 2015.
ISSN 2338 5324
EISSN  2442 7276
DOI: 10.24198/JKP





Fokus Jurnal Keperawatan Indonesia adalah penyebaran informasi yang berkaitan dengan penelitian keperawatan dan studi berbasis bukti tentang masalah keperawatan perkotaan di negara-negara berpenghasilan rendah. Ini mencakup isu-isu khusus tentang pendidikan, praktik, dan penelitian. Jurnal ini juga mempertimbangkan presentasi pengetahuan yang baik terkait dengan memperkuat sistem perawatan kesehatan yang mencakup tenaga kesehatan, dan kebijakan kesehatan. Kami menerima surat dan komentar dari artikel kami yang diterbitkan. Semua kontribusi yang diajukan. akan menjalani proses peer-review double blind. sesuai dengan kriteria standar.

Judul jurnal singkatan adalah JKI, berarti Nursing Journal of Indonesia (dalam bahasa Inggris). JKI diterbitkan oleh Universitas Indonesia. 

JKIpISSN: 1410-4490
eISSN: 2354-9203
Accredited (2017-2022) by Directorate General of Research and Development Strengthening of the Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Republic of Indonesia (No: 51/E/KPT/2017) with Sinta Score S2.





Jurnal Keperawatan Soedirman (JKS) adalah peer review dan jurnal akses terbuka yang menerbitkan karya ilmiah di bidang keperawatan dan ilmu kesehatan (pISSN: 1907-6673, e-ISSN: 2579-9320). Jurnal ini didirikan pada tahun 2006 dan dikembangkan oleh Departemen Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman

Jurnal Keperawatan Soedirman (JKS) mencakup semua bidang keperawatan termasuk penelitian dasar dalam keperawatan. diantaranya keperawatan manajemen, gawat darurat, dan keperawatan kritis, keperawatan medis-bedah. serta keperawatan jiwa, keperawatan maternitas, keperawatan anak, keperawatan gerontik, keperawatan komunitas, keperawatan pendidikan, keperawatan keluarga. serta pengobatan komplementer dan alternatif (CAM) dalam keperawatan.

JKS diterbitkan oleh Universitas Jenderal Soedirman.





Nurse media Journal of Nursing (e-ISSN: 2406-8799, p-ISSN: 2087-7811) adalah jurnal internasional yang menyediakan forum untuk menerbitkan karya ilmiah praktisi perawat, akademisi, dan peneliti.

Fokus dan lingkup jurnal termasuk keperawatan medikal bedah, keperawatan gawat darurat, keperawatan gerontik, keperawatan komunitas, keperawatan jiwa, keperawatan anak, keperawatan maternitas, kepemimpinan dan manajemen keperawatan, pengobatan komplementer dan alternatif (CAM) dalam keperawatan, dan pendidikan keperawatan.

Jurnal ini diterbitkan secara teratur pada bulan Juni dan Desember setiap tahun. Mulai tahun 2020, jurnal akan menerbitkan tiga edisi setiap tahun, yaitu pada bulan April, Agustus, dan Desember

Jurnal ini telah diakreditasi oleh Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA) yang dikelola oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia dengan Kelas Dua (Sinta 2) sejak 2016 hingga 2020 (Keputusan No. 30 / E / KPT / 2018 ).




References :


Share:

Bagaimana Mentorship dalam Pendidikan Klinik

Bagaimana Mentorship dalam Pendidikan Klinik


Pada proses pembelajaran klinis dengan metode mentorship ini perlu dukungan dari 3 komponen yaitu Mentor, Institusi Pendidikan Tinggi dan Instansi lahan praktek. 
Berdasarkan 3 komponen tersebut memiliki tanggung jawab masing-masing diantaranya, tanggungjawab Mentor: Mempersiapkan peserta didik untuk mampu melaksanakan peran perawat, Berbagi pengetahuan dengan pasien, Mempunyai kesempatan dan mendapatkan pengalaman belajar, Menyediakan waktu untuk memberikan umpan balik, memonitor dan mencatat setiap kemajuan yang didapat mentee, Mengkaji kemampuan dan keselamatan pasien dan dilakukan dokumentasi, Memberikan umpan balik dengan tujuan membangun mentee dengan cara memberikan saran bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan, Melaporkan setiap insiden buruk kepada menager senior, Memberi kuliah dan mempraktekan cara mengorganisir permasalahan sesuai dengan kebutuhan, Selalu aktiv mengikuti perkembangan ilmu, Terlibat dalam pengawasan klinis mentee. 

Tanggungjawab Institusi Pendidikan Tinggi: Mengerjakan collaboratively dengan pihak lahan praktek, Mendukung mentor dan mentee tetap terjalin komunikasi, Memastikan terjadi satu sistem komunikasi yang pada tempatnya, Mengomunikasikan perubahan apapun yang terjadi kebagian program, Melakukan satu sistem evaluasi yang efektif pada tempatnya. 

Tanggungjawab Penyedia Lahan Praktek: Mempersiapkan mentor sebaik-baiknya, Melakukan collaboratively dengan HEIs (pendidikan), Menyediakan kesempatan belajar untuk mentee, Mengakui adanya kompleksitas dari peran mentor, Mengidentifikasi dan mendukung kebutuhan mentor, Mengevaluasi kinerja mentor, Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar dan mengajar, Memberikan motivasi pada mentee untuk berusaha berkembang. NMC merekomendasikan secara normal seorang mentor tidak boleh membantu lebih dari tiga mentee (a,b,c, 2006. Murray. Main, 2005).

Setiap metode pembelajaran memiliki keuntungan dan kerugian, berikut adalah beberapa keuntungan dan kerugian metode mentorship berdasarkan komponen yang mempengaruhi.
Keuntungan Mentor (Pembimbing Klinik) :
1.     Mentor akan belajar untuk melakukan refleksi terhadap perspektif yang luas.
2.     Mengembangkan pandangan baru tentang masalah yang mungkin muncul
3.     Kesempatan untuk melangkah diluar rutinitas
4.     Menjadi lebih objektiv
5.     Memberikan kontribusi positif untuk pengembangan individu dan organisasi.

Keuntungan Mentee (Peserta Didik) :
1.     Perpindahan fundamental dalam ketrampilan individu dan kemawasdirian
2.     Pengembangan pendekatan seumur hidup untuk belajar mandiri
3.     Meningkatkan penerimaan untuk kompetensi manajerial
4.     Mengembangkan jaringan yang luas dari penyedia layanan
5.     Meningkatkan kapasitas untuk “kemampuan belajar mengaplikasikan”
6.     Meningkatkan kemampuan sebagai sumber ide dan praktek dari pandangan organisasi dan di intergrasikan kedalam dirinya
7.      Meningkatkan mawas diri, otonomi dan percaya diri.

Kerugian Mentorship :
1.     Memerlukan waktu
2.     Kesempatan dan biaya untuk karyawan,
3.     Saat stress atau krisis konseling dibutuhkan
4.     Saat hubungan menjadi disfungsional.

Penyebab Mentoring tidak berjalan dengan baik :
Dumpers / sampah : tidak “mendapat” pada akhir proses,
Blockers / hambatan : menghindari pertemuan dengan orang yang dibutuhkan, Destroyers / rusak: kegagalan yg berulang, menyebabkan terlihat tidak penting, mencari kesalahan ( a,b, 2006. 2007).

Metode pembelajaran klinis dengan mentorship memerlukan tahap evaluasi pembelajaran. Suatu evaluasi dikatakan baik sebagai suatu alat pengukur bila memenuhi ciri : valid, reliable, objektif, praktis, dan ekonomis (a,b,c).

1) Validitas

Sebuah tes tersebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mendapatkan tes yang valid, dengan demikian isi dan kedalaman tes perlu disesuaikan dengan tujuan atau sasaran belajar. Kesesuaian isi tes dengan tujuan belajar validitas isi atau “content validity” validitas dapat diupayakan dengan cara menyusun kisi-kisi soal ataupun blueprint yang diserahkan kepada mentor.

2) Reliabilitas

Kata reliabilitas berasal dari bahasa Inggris reliable yang berarti dapat dipercaya. Jadi pengertian tes yang mempunyai reliabilitas berarti tes tersebut mempunyai sifat dapat dipercaya. Apabila memberikan hasil yang tetap bila diujikan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil tersebut menunjukkan ketetapan. Dngan kata lain jika kepada para peserta didik (mentee) diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap peserta didik akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya.

3) Obyektifitas

Dalam pengertian sehari-hari telah diketahui bahwa objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Suatu tes dapat dikatakan memiliki objektifitas. Apabila pelaksanaan tes tidak ada faktor luar yang mempengaruhi. Hal ini terutama terjadi pada sistem scoring. Menekankan ketetapan (consistency). Sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

4) Praktikabilitas (Practicability)

Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi. Apabila tes tersebut bersifat praktis, kemudian mudah melaksanakan, lalu mudah diperiksa dan petunjuk teknisnya jelas. Hal ini berupa pendampingan mentor saat ujian dengan mentee.

5) Ekonomis

Yang dimaksud ekonomis adalah pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak maupun waktu yang lama (Nursalam, Efendi. 2008).

Berdasarkan analisa evaluasi mentorship tepat digunakan sebagai metode pembelajaran klinis karena memenuhi 5 prinsip dalam evaluasi pembelajaran. Berdasarkan Studi literatur ini dapat disimpulkan bahwa mentoring adalah suatu peran yang mana mampu memberi dukungan dan semangat, mendengar, memfasilitasi mentee (peserta didik). Seorang mentor harus mempunyai pengetahuan yang bagus. Lingkungan kerja dari mentee untuk lebih banyak memberikan advis. Saran juga diperlukan tetapi mereka juga butuh “ekstra skill-set” seputar proses mentorship. Untuk lebih memastikan mentee mendapatkan keuntungan yang maksimum. 

Peran dari seorang mentor adalah Sebagai figur “ayah/ibu”, guru, role model, konselor yang bisa di dekati, pemberi saran yang dipercaya, sebagai penantang, motifator, orang yang memberi nominasi, sebagai orang yang lebih tua, senior, membetulkan- Hubungan hirarki.

Baca Juga : Pendidikan Klinik

Tiga komponen penyelenggara pembelajaran klinik model mentorship, yaitu mentor, penyelenggara lahan praktek, dan pendidikan, masing-masing memiliki tanggung jawab yang mana tujuannya untuk penyelenggaraan pembelajaran klinik model mentorship. Di dalam pelaksanaan pembelajarn klinik metode mentorship harus dialkukan evaluasi secara berkelanjutan. 

Penerapan pembelajaran klinik dengan metode mentorship ada sisi yang menguntungkan tetapi juga ada kerugiannya, tetapi kerugian tersebut bisa diminimalisir atau bahkan bisa dicegah apabila dalam pelaksanaannya didasari atas tujuan untuk menciptakan generasi perawat handal dan profesional serta sebelum penerapan sudah dilakukan persiapan sebaik mungkin (a,b,c).


     
Daftar Pustaka

a______2004. A Guide to Percepthorship and Mentorship. Canadian Nurse Association.

b______.2007. Guidance for mentors of nursing students and midwives. Second edition Published by the Royal College of Nursing 20 Cavendish Square London W1G 0RN

c______2006.Training Guide for Volunteer Mentors. www.beamentor.org

d______2010. Mentoring. British Journal of Hospital Medicine, February 2010, Vol 71, No 2

Aik. Halarie.2000. Teaching and assessing in nursing: A worthremembering Educational experience. Health Science Journal. http://www.hsj.gr

Handayani, Nunung. 2012. Penerapan Metode Mentorship Untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Pada Pembelajaran Klinik Keperawatan (Studi Pada Mahasiswa Akper Dr. Soedono Madiun Di RSUD Caruban). UNS Solo.

Murray, Cyril. Main, Andrew . 2005. Role modelling as a teaching method for student mentors. Vol 101. No 26. www.nursingtimes.net

Moberg, D.J. Velasquez 2004. The Ethics of Mentoring Business Ethics Quarterly; Volume 14, Issues 1. Available, Online at http://www.itl.usyd.edu.au/community/moberg.

Nurhadi. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Malang: UM Press

Nursalam & Ferry Efendi. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nurachmach, E. (2007). Paradigma pencapaian kompetensi pada pendidikan ners dengan model preceptorship dan mentorship. Disampaikan pada Pelatihan Nasional Preceptorship dan Mentorship untuk Pendidikan Ners. Yogyakarta, 12 – 14 Februari 2007.
Share:

Mentoring sebagai Pendidikan Klinis Keperawatan

Mentoring sebagai Pendidikan Klinis Keperawatan
mentoring


Mentoring sebagai Pendidikan Klinis Keperawatan. Definisi dari mentoring adalah orang yang lebih terampil/berpengalaman bersedia memberikan pengajaran kepada orang dengan ketrampilan/pengalaman sedikit, dengan tujuan yang disepakati oleh orang yang mempunyai pengalaman lebih sedikit untuk menambah dan mengembangkan kompetensi yang spesifik (Murray, Owen. 1991). 

Dari definisi tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa mentoring adalah:Support (dukungan), Encouragement (memberi semangat), Listening (mendengar), Facilitation of Self-Reliance (memfasilitasi), Mentoring bukan “Evaluation”. Jadi seorang mentor harus mempunyai pengetahuan yang cukup, untuk lebih banyak memberikan saran. Serta mereka juga butuh “ekstra skill-set” seputar proses mentorship untuk memastikan mentee mendapatkan keuntungan yang maksimum. Tiga Pendekatan Mentoring menurut Morton-Cooper & Palmer (a,b,c,d):

1. Classical mentoring, Sebagai pilihan, hubungan informal alamaiah. Kemampuan dalam emosional, organisasional, dan istilah profesional.

2. Contract mentoring, Sebagai tambahan , membuat hubungan organisasional biasanya berfokus pada fungsi spesifik yang membantu.

3. Pseudomentoring, Mentoring dalam dalam “penampilan” , istilah yang singkat dan fokus yang jelas, misalnya dukungan dalam penempatan pencapaian yang spesifik, tujuan yang sempit.

Dalam tatanan pendidikan klinis keperawatan Peran Pembimbing Klinik Sebagai Mentor menjadi sangat penting. Hal-hal yang harus dimiliki seorang mentor adalah ;
Siap untuk mengambil peran sebagai mentor bagi mentee, 
Membagi pengetahuan tentang perawatan pasien dan berlaku sebagai positif role model, 
Familiar dengan program study mentee dan melakukan dokumentasi pengkajian, 
Mengidentifikasi kesempatan belajar dan pengalaman belajar sebagai proses yang terencana, 
Mengobservasi mentee melakukan ketrampilan dalam supervisi sesuai level yang sesuai, 
Menyediakan waktu untuk refleksi, feedback, monitoring dan dokumentasi kemajuan mentee, 
Mengkaji kompetensi dan keamanan pasien, menjaga dalam dokumentasi pengkajian, 
Memberikan kepada mentee feedback membangun, 
dengan menyarankan bagaimana meningkatkan untuk peningkatan kemajuan mentee, 
Melaporkan setiap insiden yang tidak diinginkan atau hal penting kepada manajer senior anda dan institusi pendidikan, 
Bekerja sama dengan dosen dan staf pendidikan klinik bila diperlukan. 
Memelihara pengetahuan profesional termasuk ikut pertemuan “mentorship updates”. Ikut dalam supervisi klinik dan merfleksikan hubungan ini ke dalam peran tersebut Mencatat pengalaman mentoring anda sebagai bukti pengembangan professional. (Murray. Main, 2005).

Berdasarkan peran pembimbing klinik sebagai mentor, secara garis besar peran seorang mentor adalah bertujuan untuk membantu mentee dalam bentuk perilaku mendukung dalam hal-hal positif, membantu dalam persiapan selama proses pembelajaran, memberikan berbagai informasi/intruksi yang dibutuhkan mentee, memberi kesempatan untuk ekspresi diri, menggali respon dan implikasi terhadap keperawatan dan menghubungkannya dengan keperawatan yang akan datang, serta melakukan evaluasi. Proses dalam melakukan mentoring, diantaranya (b,c) :

Persiapan Penempatan

Nama mentor sebaiknya disampaikan untuk setiap mentee dengan penempatan area dan total durasi penempatan. Rotasi libur tetap harus direncanakan. Sehingga setiap mentor mempunyai kesempatan. Mentor bekerja dengan mentee minimal 3 dari 5 shift (RCN 2002). Kondisi untuk mempelajari ketrampilan memerlukan petunjuk dari mentor yang membagikan pengalaman praktek agar para mentee tahu apa yang harus dilakukan, bagaiman melakukan tindakan, latihan ketrampilan, serta menerima hasil belajarnya. Untuk itu mentee perlu mendapatkan bimbingan dari mentor untuk mempraktekan kegiatan, berfikir dan merefleksikannya.

Orientasi.

Sebelum masuk ke tempat praktek mentee harus sudah mendapatkan pembekalan terutama tentang tindakan-tindakan yang sering dilakukan di tempat praktek dan kasus-kasus yang ada, minimal sebelum ketempat praktek mentee sudah dinyatakan lulus dalam mengikuti lab skiill dan tercatat dalam portofolio mentee.

Interview Kemajuan

Melakukan kontrak dengan mentee untuk : 
Initial interview, Intermediate interview, Final interview. Initial Interview, Perlu dilakukan : Cari tahu tentang tahap training mente, Bantu mentee untuk meyusun tujuan yang bisa dicapai, Tanyakan jika mereka punya tugas atau pengkajian, Kenalkan mereka kepada tempat praktek, Cari tahu jika mereka mempunyai kecemasan spesifik, Beri dukungan mereka untuk self-assesment setiap stage.

Intermediate Interview, Perlu dilakukan :
Tanyakan pendapat yang lebih luas dari staff lain, Dukung mentee untuk mengkaji diri sendiri, Klarifikasi setiap point yang di buat, Berikan saran untuk perbaikan yang sifatnya positif, Catat point yang dibuat oleh mentee, Lihat kembali perkembangan mentee, Dorong mentee untuk menjawab pertanyaan, Pastikan privacy untuk wawancara baik secara interpersonal maupun intrapersonal, Kontak dengan institusi pendidikan untuk proses evaluasi bila ada hal penting yang perlu disampaikan. 

Hal-hal yang jangan dilakukan: Perubahan tiba-tiba pada mentee, Hanya menggunakan opini mentor sendiri, Final Interview, Perlu dilakukan : 
Tanyakan mentee untuk mengisi self assesment lagi, Hubungi institusi pendidikan bila ada hal penting. 
Jangan dilakukan : 
Takut mengatakan bahwa mentee belum berhasil pada kasus tersebut. 
Evaluasi : 
Mentee : praktek mereka harus dievaluasi sebagai bagian dari proses audit pendidikan, Mentor seharusnya diundang untuk mengevaluasi pengalaman mereka dalam memfasilitasi pengalaman pembelajaran dari mentee, Evaluasi ini harus sesuai dengan monitor kualitas lokal dan pemerintah.





Selanjutnya bagaimana pelaksanaan Metode Mentoring
Share:

Perawat di perawatan akut

Perawat di perawatan akut (Acute Care Nursing) 

Tujuan dari perawatan akut adalah mengembalikan kesehatan dan menjaga stabilitas pasien. Pasien menerima perawatan aktif dalam waktu singkat untuk trauma atau yang mengancam jiwa, masalah kesehatan rutin, pemulihan dari operasi, atau eksaserbasi akut penyakit kronis. Tempat Perawatan akut memiliki hal yang berbeda dari perawatan jangka panjang atau layanan perawatan kronis. 

Perawat di perawatan akut (Acute Care Nursing)
https://pixabay.com/id/photos/monitor-tekanan-darah-kesehatan-1749577/

Apa itu perawatan akut?

Sebagai tempat pelayanan kesehatan di garis depan, perawat di perawatan akut diharapkan untuk melakukan berbagai tugas dan harus siap untuk berbagai situasi masalah kesehatan setiap hari.

Seorang perawat di perawatan akut dapat dipanggil untuk mengobati mulai dari cedera parah dan penyakit kronis, hingga stroke dan penyakit menular merupakan kondisi masalah kesehatan khusus. Perawatan akut melibatkan perawatan pada pasien yang didiagnosis dengan kondisi akut dan mungkin terjadi di sejumlah masalah klinis seperti karena Kecelakaan & keadaan Darurat, Perawatan Intensif dan Perawatan Neonatal. Perawatan akut termasuk dalam kategori perawatan sekunder yang lebih luas karena tahap setelah perawatan primer (ketika seorang pasien melakukan kontak pertama dengan para tenaga medis).

Ruang Lingkup Perawatan Akut?

Ada banyak area berbeda di mana perawatan akut dapat dilakukan. Sebagai contoh ruang lingkup perawatan akut, diantaranya : 
1. Perawatan darurat (emergensi)
2. Perawatan yang mendesak (urgent)
3. Perawatan trauma
4. Perawatan kritis
5. Perawatan intensif neonatal dan pediatrik
6. Perawatan rehabilitasi
7. Perawatan akut psikiatris
8. Perawatan akut pasca Operasi

Tindakan di perawatan akut?

Sebagai perawat dalam perawatan akut, Anda akan bertanggung jawab atas penyakit dan cedera yang membutuhkan tindakan cepat, intervensi cepat untuk mencegah kematian atau cacat, dan memulihkan kesehatan yang lebih optimal kepada pasien. Kegiatan perawat di perawatan akut :
1. Penilaian dan pemantauan kondisi pasien
2. Memeriksa gejala dan tanda-tanda vital 
3. Mengatur tes diagnostik
4. Mengembangkan rencana perawatan yang sedang berjalan
5. Pemberian infus atau berbagai jenis obat
6. Memeriksa dan menggunakan peralatan khusus seperti monitor dan ventilator

Jika pasien tidak dapat dipulihkan kesehatan yang relatif lebih baik, mereka akan dipindahkan ke perawatan jangka panjang (kronis) atau area yang lebih cocok untuk mengobati kondisi atau cedera mereka, seperti pusat rehabilitasi. Perawatan akut berarti perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis, memprioritaskan pasien berdasarkan kegawatan penyakit atau cedera. Setelah pasien stabil, pasien biasanya akan dipulangkan oleh perawat di perawatan akut. 

bagaimana menjadi perawat di perawatan akut?

Perawat di perawatan akut umumnya bekerja dengan pasien hanya untuk waktu yang singkat. Perawatan akut adalah spesialisasi keperawatan. Program keperawatan mencakup empat ruang lingkup yaitu, keperawatan dewasa, kesehatan mental, mgajari difabel, dan keperawatan anak yang semuanya menawarkan peluang kepada perawat untuk bekerja di perawatan akut.

Pada 2012, rata-rata gaji untuk perawat (RNs) adalah $ 65.470 per tahun. Untuk perawat Spesialisas umumnya dibayar lebih. Untuk perawat khusus praktik lanjut seperti praktisi perawat perawatan akut, kompensasi tahunan rata-rata $ 91.450, menurut Nurse Journal.

Dengan mengambil posisi di bidang sub-spesialisasi perawatan akut seperti onkologi, perawatan jantung, atau geriatri, perawat dapat meningkatkan karier mereka. Mayoritas posisi ini membutuhkan praktisi perawat perawatan akut. Penunjukan praktik lanjutan ini membutuhkan pengalaman sebelumnya dan setidaknya gelar master dalam bidang keperawatan. The American Association of Critical-Care Nurses menunjukkan bahwa karena kekurangan perawat, banyak rumah sakit sekarang menawarkan orientasi perawatan akut dan program magang.

Perawat di perawatan akut juga dapat harus meningkatkan kompetensi mereka dengan melanjutkan pendidikan sertifikasi. The American Nurses Credentialing Center mengutip, berikut sebagai contoh sertifikasi:
1. Acute/Critical Care Nursing (CCRN)
2. Tele-ICU Acute/Critical Care Nursing (CCRN-E)
3. Acute Care Nurse Practitioner in Adult-Gerontology (ACNPC-AG)

Perawat (RNs) yang dipekerjakan sebagai perawat di perawatan akut nantinya melanjutkan pekerjaan minatnya untuk pindah ke spesialisasi terkait ini :

Perawat transportasi udara (Flight/transport nurses) menemani pasien yang sakit kritis atau terluka selama pemindahan dari satu lokasi perawatan ke lokasi lainnya. Banyak dari pasien ini membutuhkan perawatan akut seperti transfusi dan pemantauan teknologi tinggi. Sertifikasi yang tersedia termasuk Certified Flight Registered Nurse (CFRN) dan Certified Transport Registered Nurse (CTRN). 

Perawat triase telepon (Telephone triage nurses) memberikan nasihat tindakan pertama untuk masalah medis akut seperti contohnya kemungkinan menelan racun. Beberapa bekerja di pusat-pusat krisis trauma di mana mereka menerima telepon dari korban kekerasan seksual. Mereka harus menggunakan pengetahuan perawatan akut untuk dengan cepat menilai sifat masalah, menenangkan penelepon, dan mengarahkan mereka ke fasilitas perawatan yang tepat jika diperlukan. 

Perawat rehabilitasi (Rehabilitation nurses) yang bekerja di fasilitas rehabilitasi akut membawa pengalaman traumatis pada perawatan individu yang telah mengalami traumatis, menderita penyakit yang melumpuhkan, atau setelah menjalani operasi khusus. Karena latar belakang perawatan akut mereka, para perawat ini dapat membantu pasien mendapatkan manfaat dari program rehabilitasi yang intensif dan multidisiplin. 

Referensi :
https://nurse.org/articles/acute-care-nurse-salary-and-career-opportunities/
https://www.nursingtimesjobs.com/article/what-does-an-acute-nurse-do-/
https://www.registerednursing.org/answers/what-acute-care-nursing/
Share:

Nurse Station

Artikel Pilihan

Form Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

 Form Asuhan Keperawatan Gawat Darurat 2020 Memuat…

Popular

Powered by Blogger.

Recent Posts

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.